Senin, 16 Mei 2011

JALANI HIDUP DENGAN RELA HATI DAN BERBAIK SANGKA

    BELAJAR MEMAKNAI ARTI SEBUAH KEHIDUPAN


Untuk bisa memaknai hidup , kita dapat melakukan tiga hal yakni ;
      
      a. Keyakinan kepada Allah SWT.
       b. Jalan hidup dengan kerelaan hati .
      c.    Berbaik sangka kepada semua yang dibagikan Allah SWT kepada kita .

a. Keyakinan kepada Allah SWT
   Adanya roh yang tertanam dalam diri manusia membuat manusia mampu menghubungkan dirinya dengan      Sang pencipta. Rohlah  yang menghubungkan hamba dengan Tuhannya. Sayangnya, hubungan seperti ini seringkali terkalahkan oleh kesombongan dan kecintaan yang berlebihan terhadap harta, kekuasaan, atau kecantikan.
            Seandainya manusia senantiasa menjaga keyakinan (iman)-nya terhadap Allah SWT, sudah pasti jiwanya akan tenang. Hendaknya kita senantiasa yakin bahwa ada kekuatan tanpa batas yang mengatur diri kita dan alam semesta. Kekuatan itu tidak lain adalah kekuatan Allah Yang Mahaperkasa.
            Kita hendaknya menyakini bahwa Allah Mahakuasa. Tidak ada kekuasaan lain yang melampaui kekuasaan-Nya. Dia berkuasa dan bisa berkehendak apa saja. Bila Dia menghendaki seseorang itu hidup miskin maka akna miskinlah orang itu. Demekian juga bila Dia berkehendak seseorang itu akan kaya maka kayalah. Begitupun jika Allah SWT berkehendak memberikan seseorang sakit maka sakitlah dan jika menjadikan seseorang sehat maka sehatlah.
            Pendek kata, Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu, baik lahir maupun batin, dekat atau jauh, dan tersembunyi maupun nyata. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari kekuasaan-Nya. Sungguh, kekusaan-Nya tidak terbatas.
            Setelah meyakini kekuasaan-Nya, hendaklah kita meyakini kasih sayang-Nya yang juga tidak terbatas. Dialah Yang Rahman, Yang Rahim, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ar-Rahman dan Ar-Rahim berasal dari akar kata yang sama dengan rahim dalam arti peranakan (uterus). Rahim tampaknya adalah simbol terbaik dari sifat kasih sayang. Bukanlah di dalam rahim kita begitu dimanjakan. Makanan atau kebutuhan biologis dan psikologis kita senantiasa dipenuhi oleh sang ibu tanpa harus bersusah payah mencarinya.
Rasulullah SAW bersabda untuk menggambarkan betapa luas dan besarnya kasih sayang Allah SWT :
Allah menjadikan rahmat itu seratus bagian. Disimpan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan dan diturunkan-Nya ke bumi satu bagian. Yang satu bagian itu dibagi-bagikan-Nya ke seluruh makhluk. Bahkan, kasih sayang Allah itu menyebabkan pula seekor binatang mampu mengangkat kakinya karena takut menginjak anaknya. (HR.Muslim)

Dalam bahasa Arab, kata-kata yang memiliki ritme (suatu pola suara a, i, atau u yang unik dalam bahasa Arab) yang sama dengan kata rahman menunjukkan arti kelebihan. Kemudian, kata-kata yang ritmenya sama yang rahim berarti kemantapan. Dengan begitu, kata rahman mempunyai arti bahwa rahmat (kasih sayang) Allah SWT tersebar dan  melingkupi segalanya. Allah SWT menyayangi segala sesuatu tanpa kecuali, termasuk di dalamnya mahkluk selain manusia dan orang-orang yang mengingkari-Nya. Rasa sayang-Nya meliputi seluruh dunia dan apa-apa yang maujud (yang ada) ini semata-mata disebabkan oleh rahmat-Nya. Sedangkan, kata rahim mengandung arti kemantapan. Kata rahim dengan arti kemantapan dan kekekalan hanya diperuntukkan bagi mereka yang melalui keimanan, beramal shaleh, dan menempatkan dirinya pada jalan rahmat Allah SWT. Kasih sayang ini (rahim) hanya diperuntung bagi hamba-hamba-Nya yang taat.
Agar lebih jelas, penulis akan memberi sebuah gambaran. Seorang ibu tentu menyayangi anaknya, Kasih sayang ibu kepada anaknya inilah yang disebut rahman. Namun, kasih sayang itu tidak selau diwujudkan dalam bentuk yang menyenangkan sang anak. Kadangkala, seorang ibu perlu marah dan menghukum anaknya. Semuanya dilakukan atas dasar kasih sayang, bukan kebencian. Namun, seorang ibu tentu ingin mengekspresikan kasih sayangnya dengan sesuatu yang menyenangkan putranya seperti membelai, menguji, membelikan pakaian, dan sebagainya. Inilah yang disebut sebagai rahim.
Jadi, rahim adalah wujud kasih sayang Allah SWT berupa kebaikan yang menyenangkan hamba-Nya. Sedangkan, rahman adalah kasih sayang Allah SWT secara umum yang dapat diekspresikan dengan sesuatu yang menyenangkan tetapi tidak jarang tidak menyenangkan, bahkan menyakitkan hamba-Nya.
Selanjutnya, kita harus meyakini keadilan-Nya. Di dunia ini Allah SWT menerapkan hukum alam bahwa barangsiapa yang bersungguh-sungguh, akan  lebih dekat dengan keberhasilan. Niat tulus dan usaha yang gigh tidak akan pernah sia-sia. Pasti ada balasan kebaikan atas yang kita lakukan.
Perbuatan sekecil apa pun yang kita lakukan tidak lepas dari pengawasan-Nya. Sekecil apa pun yang kita lakukan, akan dibalas oleh-Nya. Dia Mahaadil, keadilan-Nya meliputi seluruh ciptaan-Nya, apakah yang mukmin atau yang kafir. Orang kafir yang sungguh-sungguh bekerja akan diberikan ganjaran kekayaan tetapi orang mukmin yang malas bekerja akan diganjar kemiskinan. Inilah keadilan Allah SWT yang tidak memandang bulu.

b. Jalani Hidup dengan Kerelaan Hati
            Kekayaan hidup yang kita alami tidak selamanya sesuai dengan harapan. Kadangkala, petir menyambar-nyambar. Kadangkala, langit cerah tak berawan. Hadapilah itu semua dengan keralaan hati. Rela menerima segala ketentuan dan pemberian Allah SWT, baik yang menyenanmeski pahit saat inigkan atau menyedihkan. Memang hanya dengan kerelaan hatilah kita mengilas kesenangan dan kesedihan menjadi kebahagiaan seperti mengilas garam yang asin, cabe yang pedas, terasi yang gurih, serta bawang putih dan merah dalam sebuah wadah pipisan (wadah untuk menghaluskan) agar tersaji sambal yang lezat.

        Terimalah setiap takdir-Nya dan pupuklah sikap rela. Rela dengan Allah SWT sebagai Rabb pada dasarnya puas terhadap semua ketetapan (qada’ dan qadar) dan apa-apa yang telah diciptakan-Nya, baik itu untuk wajah, tubuh, jenis kelamin, rezeki, lingkungan, kehidupan dan lain-lain. Semua yang Allah SWT tetapkan atau ciptakan mengandung kebaikan. Bisa jadi, kebaikan tersebut tidak dapat kita rasakan atau ketahui. Tetapi, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Allah SWT berfirman :
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia sangat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS Al-Baqarah (2): 216)
            
Pengertian rela menurut sufi wanita Rabi’ah Al-Adawiyah ketika ditanya, “Kapan seorang hamba menjadi orang yang ridha (rela)?” Rabi’ah menjawab, “Bila kegembirannya waktu ditimpa bencana sama dengan kegembiraanya pada kala mendapat karunia.” Setiap muslim begitu mendambakan ridha Allah SWT. Seakan, terbayang di benak kita, sebuah pengorbanan yang di ridhai Allah SWT, meski pahit saat ini, kelak bakal menuai kebahagiaan tiada tara. Begitulah hidup yang berkwalitas, penuh makna. Sekarang, nikmatilah hidup. Sebab kita ini sekedar melaksanakan peran. Jalankan kewajiban kita demi Allah SWT, buka demi hasil, sebab, memang itu peran yang sedang diberikan Allah SWT kepada kita.
Didalam dalam buku Bagawatgitadikisahkan arjuna tidak mau melakukan darma ( kewajiban ) dalam perang baratayudha. Arjuna beralasan karena yang dihadapinya adalah gurunya (Durna), kakeknya (Bisma) saudaranya (Karna), dan sepupunya (Kurawa). Arjuna tidak sanggup berperang karena alasan  tersebut. Sri Kresna menasihati:
Bertempurlah demi pertempuran saja, tanpa mempertimbangkan suka dan duka, rugi atau laba, menang aatau kalah. Ketabahan hati yang mantap untuk berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak pernah timbul di dalam hati orang-orang yang terlalu terikat pada kenikmatan indra-indra dan materi.

Bebaskan dirimu dari segala hal relatif dan segala kecemasan untuk keuntungan dan keselamatan. Engkau berhak melakukan suatu tugas kewajiban yang telah ditetapkan, tetapi engkau tidak berhak atau hasil perbuatan.
Jangan menyangka dirimu penyebab hasil perbuatanmu dan jangan terikat pada kebiasaan tidak melakukan kewajibanmu. Lakukan kewajibanmu dengan sikap seimbang, lepaskan segala ikatan terhadap sukses dan kegagalan.

c. Berbaik Sangka Terhadap  Semua Yang Dibagikan  Kepada  Kita

Mari kita baca dua kisah di bawah ini !   
      Kisah Seorang Pemuda dan Pengusaha Sukses
Ada seorang pengusaha sukses yang ditanya oleh seorang pemuda, “ Maaf tuan, apa yang menjadi kunci kesuksesan Tuan ?” Kuncinya ada dua kata, “ jawab pengusaha itu.
“ Apa dua kata itu, Tuan, “ tanya pemuda kembali
“ Keputusan benar, jawab si pengusaha.
“ Lalu bagaimana Tuan bisa mengambil keputusan benar itu?” tanya si pemuda.
“ Ya dengan satu kata, “ jawab si pengusaha.
“ Apa itu?” tanya si pemuda.
“Pengalaman, “ jawab si pengusaha.
“Lalu bagaimana tuan mempeoleh pengalaman?” tanya si pemuda.
“  Dengan dua kata, “ kata si pengusaha.
“ Apa itu, Tuan?” tanya si pemuda.
“ Keputusan salah, “ jawab si pengusaha.
                        Kisah  Sekuntum Mawar 
           Sekuntum mawar sedang berkaca mengagumi dirinya sendiri, Tapi, dia merasa tidak percaya  diri   bila      melihat durinya.
“ Duri ini memperburuk tubuhku, “ ketusnya.
“ Seandainya tidak ada duri ini pasti aku akan menjadi semakin menarik, “ keluhnya.
Ternyata keluhannya didengar Tuhan. Akhirnya, duri-duri yang ada di tubuhnyapun menghilang. Akan tetapi, kini orang-orang mengambil mawar sesuka hati. Sebab, tidak ada duri  yang melindunginya. Akhirnya rusaklah mawar itu.
Dua cerita di atas, mengajarkan kepada kita bahwa yang buruk belum tentu buruk. Keputusan salah, sang pengusaha menjadi lebih berpengalaman sehingga kelak dia mampu mengambil keputusan yang benar. Bagi sekuntum mawar, duri mungkin merupakan suatu cacat tetapi kecacatan itulah yang melindunginya dari marabahaya.
Tidak ada sesuatu yang buruk seratus persen. Selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa. Kebijaksanaan adalah kemampuan kita melihat cahaya walaupun kita  berada di kegelapan malam sekalipun, berbaik sangkalah maka kita akan melihat harapan di balik bencana yang mungkin sedang menimpa kita.
Adakah sesuatu yang mengajarkan bagaimana agar kita senantiasa berpikir positif dan mengambil hikmah dari setiap kejadian? Tentu saja ada, yakni Alquran. Kitab ini laksana surat cinta dari Tuhan bagi hamba-Nya. Barangsiapa membacanya, berarti kita  sedang berdialog dengan Sang Maha Pengasih. Dialah yang mengajarkan bagaimana kita menjernihkan pikiran, menghaluskan, emosi dan mencerahkan rohani sehingga senantiasa dapat berpikir positif dan mengambil hikmah dari setiap kejadian untuk dijadikan inspirasi dalam menjalani kehidupan.
                                          
    "Salam hangat dan sukses selalu kepada semua pengunjung di blog ini"
 

Jumat, 06 Mei 2011

BANGUN HIDUP INDAH INI

                                               Salam from Jabirical.blogspot.com
One isn't necessarily born with courage, but one is born with potential.
Without courage, we cannot practice any other virtue with consistency.
We can't be kind, true, merciful, generous, or honest.

Be a warrior, not a worrier.

Banyak lagu di Indonesia yang bertemakan kesedihan dan kenestapaan. Betapa kasihannya diriku
karena aku orang miskin dan tidak punya. Ayah juga tidak punya, Ibunda juga tiada. Istri juga
belum punya, apalagi anak. Rumah juga hanya terbuat dari bilik saja dan bepergian ke mana-mana
naik bis kota yang sumpek dan berbau keringat. Seringkali dihina pula. Ah, betapa aku orang yang
sungguh perlu dikasihani. Aku segan hidup, tapi belum mau mati.
Apa yang tersirat di dalam lirik seperti itu? Kurangnya keberanian untuk hidup. Kurangnya rasa
syukur yang dalam akan makna hidup yang sebenarnya. Sudah diberi hidup untuk hari ini, masih
juga mempermasalahkan kemiskinan dan tidak punya ini dan itu. Padahal, cukup dengan modal
"hidup" saja, masalah kemiskinan dan tidak punya pasangan hidup bisa dicari sendiri
pemecahannya. Pendapat seperti ini banyak membuat hati saya tidak enak, karena seakan-akan
tidak bersyukur sama sekali akan harta tidak ternilai, yaitu kehidupan yang diberikan kepada kita karena kita begitu istimewa di mataNya.
Kekhawatiran luar biasa membebani setiap langkah yang diambil di dalam hidup. Ini sangat tidak
baik. Kegalauan hati juga memberi warna kelabu, apalagi ketidakberanian untuk mengubah diri.
Dengan mempercayai bahwa diri kita lemah dan tidak berdaya, maka alam bawah sadar kita
sungguh percaya bahwa kita itu lemah dan tidak berdaya. Jadilah di dalam benak hanya ada satu
yang dicari-cari: rasa belas kasihan bagi diri kita, yang datang baik dari luar maupun dari dalam diri.
Mungkin Anda sekarang berpikir, "Ah, Ibu Jennie ini bisa saja, karena dia toh tidak pernah
merasakan naik bis kota. Dia kan ke mana-mana naik mobil mewah dan makan di hotel berbintang
lima." Eit, nanti dulu. Ketika saya kuliah di Depok, saya memang mempunyai pilihan untuk diantar
jemput oleh sopir pribadi maupun naik bis kota karena orang tua mampu membiayai, walaupun
mungkin dengan sangat pas-pasan. Yang mana pilihan saya, menurut Anda? Naik bis kota setiap
hari. Aneh bukan?
Waktu itu belum ada bis Patas ber-AC, sehingga mau tidak mau saya naik bis dari Sarinah ke
Pancoran, terus dari Pancoran ke Pasar Minggu, dan dari Pasar Minggu baru ada mobil unyil ke
Depok. Turun di Margonda yang masih belum sepenuhnya beraspal saat itu, saya jalan kaki di tanah
yang kadang-kadang becek di kala musim hujan dan selalu berlumpur tanah merah sepanjang
tahun. Repot sekali karena berarti celana jins dan sepatu kets saya mesti dicuci begitu tiba di
rumah, kalau tidak ya tanah merahnya akan menempel permanen nodanya.
Selama perjalanan di dalam bis, tidak jarang saya mengalami hal-hal yang memalukan dan diolokolok
karena tinggi tubuh saya yang 172 sentimeter, sangat jangkung untuk ukuran Indonesia. Belum
lagi wajah saya yang sangat "amoy" itu. Hal-hal rasis dan olok-olok yang tidak-tidak karena fisik
saya sudah menjadi makanan sehari-hari. Paling tidak pasti ada sinar mata penuh rasa ingin tahu
yang saya terima setiap hari dari sesama para penumpang. Untunglah karena saya langganan setiap
hari, para supir dan kenek bis sudah kenal dengan si "amoy jangkung" ini. Hal-hal begini sudah
membuat saya "kebal" juga akhirnya.
Saat itu pernah terbesit di benak saya, betapa sesungguhnya saya sangat berbeda dari orang

kebanyakan. Jika dituliskan lagi mendayu-dayu ala dangdut maupun pop sendu Indonesia, mungkin
ada lirik begini, "Betapa malangnya nasibku, ayah tidak punya, ibunda hidup susah kerja sendirian.
Belum lagi tampangku Cina dan tinggiku seringkali mentok di dalam Metro Mini. Aku hidup susah,
semua orang melihatku aneh dan berbeda dari orang lain." Lucu dan "kasihan banget" bukan?
Eh, anehnya, tidak pernah satu kalipun saya merasa demikian. Malah kalau terdengar lagu-lagu
mendayu, hati ini rasanya geli sekali. Tidak jarang saya tertawa terbahak-bahak mendengar hal-hal
yang "mengasihani diri sendiri." Mengapa? Karena di dalam benak saya, setiap hari haruslah
menjadi hari yang lebih baik daripada kemarin. Dan ini tidak bisa di dapat dengan memanjakan diri
bahwa "aku ini orang yang perlu dikasihani."
Seperti billionaire philanthropist terkenal James Stowers pendiri American Century Investments
pernah berkata, "If you don't think tomorrow is going to be better than today, why get up? You've
got to believe each new day is going to be better, and you have to be determined to make it so. If
you are determined, then certainlyl... the best is yet to be." Jika Anda tidak yakin bahwa hari esok
akan lebih baik, mengapa bangun pagi? Anda harus percaya bahwa setiap hari baru akan menjadi
lebih baik dari kemarin dan Anda mesti usahakan untuk menjadikannya demikian. Keyakinan Anda akan menjadikannya yang terbaik, jauh lebih baik.
Beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia memberikan label "desa miskin" untuk desa-desa yang
mempunyai income level di bawah garis kemiskinan. Saya sendiri kalau diizinkan untuk berkomentar
sedikit, tapi mudah-mudahan tidak dianggap asbun ya. Bukankah sebaiknya ditulis "desa yang
sedang membangun dengan semangat besar menuju masa depan yang lebih cerah lagi." Untuk
singkatnya, ya "desa membangun" saja. Bagaimana efeknya ketika dibaca? Memberi semangat
keberanian untuk maju, bukan? Mudah-mudahan saja label "desa miskin" seperti ini sudah
ditiadakan saat ini. Saya doakan. Namun siapalah saya ini memberi masukan seperti ini.
Nah, keberanian untuk hidup berarti juga tidak mengasihani diri sendiri sama sekali. Berani hidup
berarti berani menanggung kesulitan hidup karena mempunyai kepercayaan diri yang besar bahwa
semuanya pasti bisa diatasi. Setiap hari adalah hari baru yang pasti lebih baik daripada hari
kemarin. Kalau begitu, apa lagi yang perlu dikhawatirkan? Mari kita mentertawai kekhawatiran dan ketakutan.

Salam sukses kepada seluruh pembaca blog ini semoga di mudahkan segala urusannya oleh Allah SWT, Tuhan Yang Kuasa, Pengasih dan Penyayang.... amiiiiinnnnnnnn............

PANDANGAN POSITIF

Be a positif ! Think big! Berjiwa besar! All of this have the same destination yaitu berpikir positif.
Betul memang, semua hal dapat dilakukan dengan baik selama kita memandang semua hal dengan
kaca mata positif. Bila kita menghadapi kesenangan dengan menggunakan kaca mata positif maka
kesenangan kita akan menjadi sesuatu yang luar biasa, dan membuat kita menjadi orang yang lebih
bersyukur atas apa yang kita miliki. Berpikir positif juga menjadi senjata pamungkas yang paling
ampuh pada saat kita menghadapi kegagalan atau kesalahan.
Hidup pasti akan pernah merasakan yang namanya kegagalan. Baik itu di karir, usaha, bahkan
urusan percintaan sekalipun. Nah pada saat kita menghadapi yang namanya kegagalan atau jatuh di
dalam hidup kita, maka kita sangat membutuhkan yang namanya berpikir positif. Kenapa demikian?
Berpikir positif mengantarkan kita kepada suatu arena berpikir jernih dan solution creator.
Pada saat kita menghadapi masalah dengan sikap positif thinking, maka kita tidak akan
menghabiskan waktu untuk mencari siapa penyebabnya atau siapa kambing hitamnya. Orang yang
berpikir positif pasti akan selalu bilang : Ini adalah bagian dari hidupku, aku adalah manusia
yang tidak akan lepas dari kesalahan dan saya yakin bahwa kesalahan itu akan menjadikan saya
individu yang lebih baik.
Di dalam bukunya Brian Tracy, seorang CEO Brian Tracy Internasional dalam bukunya a Change
Your Thinking Change Your Life , mengatakan dalam melakukan kesalahan selalu ada dua pihak.
Dan dia mengatakan bahwa fakta menunjukkan diperlukan dua orang untuk membangun sebuah
penjara, sang tawanan dan sang penjaga, dan kedua duanya akan terperangkap dalam penjara
tersebut.
Tentu anda menanyakan kenapa saya mengutip kalimat diatas, disini saya ingin mengajak anda
berpikir bahwa kegagalan yang anda rasakan sekarang juga merupakan buah dari kesalahan
kesalahan anda lakukan baik itu kecil, sedang atau besar, jadi anda tidak perlu lagi untuk melihat
siapa yang salah dan akan anda jadikan kambing hitam, itu adalah perbuatan sia sia yang
menghabiskan energi anda, Cobalah anda hilangkan sugesti negative anda dan bawalah pikiran
positif anda untuk menghadapi masalah dan kegagalan itu maka anda akan diantarkan untuk
menjadi seorang solution creator.
Berikut saya akan membawakan kepada anda sebuah kasus yang pernah saya alami di tempat saya
bekerja. Saya waktu menghadapi suatu masalah yang sangat pelik, di mana saya menghilangkan
cek gaji karyawan yang telah di tanda tangani oleh para direksi yang saat itu sedang bertugas di
luar negeri. Sementara hari itu adalah tanggal 25 dan semua karyawan di kantor Jakarta dan di
kilang di Palembang sedang menunggu slip gaji yang saya pegang untuk di kirimkan ke bank agar di
transfer ke masing-masing rekening mereka.
Namun hal itu sepertinya akan tertunda. Lalu saya melapor ke atasan saya seorang finance
manager, dan saya menceritakan kejadian tersebut. Lalu apa yang terjadi? Dia dengan santainya
mengatakan : Baiklah, sekarang kita lihat berapa dana yang ada di rekening kita, berapa yang ada di bank dan kemungkinan dari mana dana tersebut bisa kita kumpulkan
Lalu saya jalankan perintah atasan saya dan dalam waktu 15 menit masalah yang sudah membuat
saya keringat dingin dari pagi tadi selesai. Dan kita bisa menangani masalah tersebut dengan
meracik semua rekening yang ada. Itulah gunanya seorang teman, bos dan partner yang berpikir
positif dalam menghadapi masalah. Mereka selalu menjadi solution creator, dan contoh yang di
berikan atasan saya tadi selalu menjadi pedoman bagi saya, bahwa kita tidak memiliki cukup waktu

untuk menyalahkan orang. Yang harus kita pikirkan bahwa kita harus bangun dan merapikan
bongkahan-bongkahan kegagalan yang sedang menimpa kita.
Jadi bila anda menghadapi masalah, berpikirlah positif karena dia akan menjadi pegas bagi anda
untuk melompat lebih tinggi.

Kamis, 05 Mei 2011

ANALISIS KEBIAJAKAN PUBLIK

                                                          ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK





                                                                              BAB I
                                                                     PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sumber Daya Manusia adalah makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama serta merupakan modal terpenting baik dalam perusahaan maupun organisasi. Mereka menjadi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan cita – cita suatu organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi seluruh personil yang bekerja dalam satu unit atau organisasi yang menanggung segala permasalahan kepegawaian dalam mengatur atau mengarahkan sehingga tujuan dari organisasi dapat terwujud dan memberikan kepuasan kerja bagi pegawai dan masyarakat luas pada umumnya.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban yang diperlakukan terhadap karyawan dimungkinkan akan sulit bagi perusahaan atau organisasi untuk dapat mencapai prestasi kerja dari karyawannya secara maksimal sesuai dengan tujuan organisasi. Karyawan menjadi subyek penunjang tercapainya tujuan, mempunyai pikiran, perasaan, dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikap-sikapnya terhadap pekerjaan. Sikap ini akan menentukan prestasi kerja, dedikasi dan kecintaan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Sikap-sikap positif harus dibina, sedangkan sikap negatif harus dihindari sedini mungkin. Adapun sikap – sikap karyawan dikenal kepuasan kerja, stress dan frustasi yang ditimbulkan oleh pekerjaan, peralatan, lingkungan, kebutuhan dan sebagainya.
Kepuasan kerja merupakan keadaan emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh keadaan moral kerja, tingkat kedisiplinan serta prestasi kerja. Kepuasam kerja yang berasal dari dalam organisasi dapat berupa Pujian hasil kerja dari atasan, teman-teman, penempatan, perlakuan, peralatan dan lingkungan kerja. Sedangkan kepuasan kerja diluar pekerjaan adalah kepuasan atas balas jasa yang diterima dari hasil kerjanya agar dia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kepuasan kerja juga berguna untuk mencapai kematangan psikologis, serta Perusahaan dan karyawan itu sendiri, terutama dalam hal menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja.
Prestasi kerja merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan atau organisasi untuk mengetahui bagaimana karyawan yang telah diterima, ditempatkan dan dipekerjakan dalam melaksanakan pekerjaan yang sudah dilaksanakannya, apakah prestasi yang dicapainya baik, sedang atau kurang. Oleh karena itu, pimpinan harus melakukan penilaian prestasi bagi setiap karyawannya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Pengaruh Faktor-faktor Kepuasan Kerja terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada SMP Negeri 9 Tarakan”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu : “Apakah Faktor-faktor Kepuasan Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada SMP Negeri 9 Tarakan…?”
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui sejauh mana pengaruh faktor-faktor kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai pada SMP Negeri 9 Tarakan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut :
1. Sebagai informasi ilmiah mengenai pengaruh faktor-faktor kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai pada SMP Negeri 9 Tarakan.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi SMP Negeri 9 Tarakan dalam menentukan kebijakan terhadap upaya peningkatan Prestasi kerja pegawai.
3. Sebagai bahan referensi dan tambahan ilmu pengetahuan yang bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan ini disusun dengan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, yang menguraikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : DASAR TEORI, yang mendasari masalah yang ada, mencakup pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia, Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia, Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja, Hipotesis, dan definisi konsepsional.
BAB III : METODE PENELITIAN, dalam bab ini menguraikan tentang definisi operasional, rincian data yang diperlukan, jangkauan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, alat analisis dan tujuan hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN




















                                                                             BAB II
                                                                      DASAR TEORI

A. Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering mendengar istilah-istilah manajemen. Siapa yang mambutuhkan manajemen? Praktis, pertanyaan ini sering dijawab : “Perusahaan (bisnis)” ! tentu saja benar sebagian, tetapi ada ketimpangan, karena manajemen juga dibutuhkan untuk semua tipe kagiatan yang diorganisasi dan dalam semua tipe organisasi. Manajemen yang dalam kegiatannya mempunyai fungsi Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), Pelaksanaan/Aktualisasi (actualting), serta Kontrol/Penngawasan (controlling) lebih menitikberatkan pada teori-teori Sumber Daya Manusia.
Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi seluruh personil yang bekerja dalam satu unit organisasi atau perusahaan yang memiliki segala permasalahan kepegawaian dalam mengatur atau mengarahkan sehingga tujuan dari organisasi dapat terwujud dan memberikan kepuasan kerja pegawai dan masyarakat luas pada umumnya.
Dengan makin berkembangnya suatu organisasi yang biasanya diikuti dengan semakin besarnya jumlah karyawan yang harus ditangani. Kondisi demikian pada gilirannya akan mambuat tugas manajemen sumber daya manusia semakin berat. Sehubungan dengan itu diperlukan suatu pemahaman yang komprehensif tentang manajemen sumber daya manusia itu sendiri.
Menurut T. Hani Handoko, manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai berikut :
“Manajemen sumber daya manusia adalah pengakuan terhadap pentingnya satuan tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia yang vital bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Dan pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan personalia untuk menjamin bahwa mereka digunakan secara efektif dan bijak agar bermanfaat bagi individu, organisasi, dan masyarakat.”1

H. Malayu S.P, Hasibuan berpendapat bahwa :

“ Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”2

Menurut Edwin B. Filippo yang dikutip oleh Malayu S.P, Hasibuan :
“ Manajemen Personalia adalah perencanaan pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu karyawan dan masyarakat.”3

Husein Umar berpendapat bahwa :
“ Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi pengintegrasian, pemeliharaan dan peemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.”4



1) T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2, Cetakan Kesembilan, BPFE, Yogyakarta, 1995, Hal 8
2) H. Malayu.S.P, Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan XIII, Penerbitan PT.Bumi Aksara Jakarta. 2005 Hal 1
3) Malayu S.P, Hasibuan, Op Cit, Hal 11
4) Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005, Hal 3

Menurut H. Rasyid Yusuf :

“ Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.”5


Lain halnya dengan Gary Dessler yang menyatakan :

“ Manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan dan kebijakan yang diperlukan untuk menjalankan aspek orang dan personil dari jabatan manajemen yang meliputi : “6
a. Melakukan analisis jabatan (menetapkan sifat dari pekerjaan masing-masing pegawai)
b. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon pekerja
c. Memilih calon pekerja
d. Mengarahkan dan melatih Karyawan-karyawan baru
e. Mengatur upah dan gaji
f. Menyediakan insentif dan kesejahteraan
g. Menilai kinerja
h. Berkomunikasi (wawancara. Penyuluhan pendisiplinan)
i. Pelatihan dan pengembangan
j. Membangun komitmen pegawai










5) H. Rasyid Yusuf, Haslainy Nasution, dan Nyoman Suprastha, Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Tarumanegara Jakarta, 2000, Hal 1
6) Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, jilid 1, Edisi Ketujuh, Terjemahan Benyamin Maloan, Prenhallindo, Jakarta 1997, Hal 2




Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan satu bagian bidang fungsional dalam perusahaan atau organisasi yang tugas pokoknya merencanakan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola aset perusahaan / organisasi guna mencapai tujuan perusahaan. Setelah jumlah kebutuhan serta persyaratan kerja ditentukan, manajer personalia menyeleksi calon tenaga kerja yang memenuhi persyaratan dan menempatkan mereka sesuai dengan rencana ketika mereka sudah bekerja, kemudian memelihara dan memperhatikan kesejahteraannya dengan memberi imbalan yang sesuai serta program-program kesejahteraan lainnya yang dapat meningkatkan kepuasan pegawai terhadap pekerjaan dan organisasi.
2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Personalia dan sumber daya manusia sangat penting bagi organisasi atau perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan karyawan sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk pencapaian tujuan perusahaan. Dengan tingkatan pengaturan sumber daya manusia yang profesional, diharapkan karyawan bekerja secara produktif. Pengelolaan karyawan secara profesional ini harus dimulai sejak perekrutan karyawan, penyeleksian, pengklasifikasian, penempatan karyawan sesuai dengan kemampuan, penataran dan pengembangan dirinya.
Maka dari itu terlihat betapa peranan Manajemen Sumber Daya Manusia sangan penting dalam perkembangan serta persaingan perusahaan serta kemajuan perusahaan atau organisasi.

Anwar Prabu Mangkunegara menyatakan bahwa :
“ Tujuan perencanaan sumber daya manusia adalah menghubungkan sumber daya manusia yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa datang.”7
Sedangkan Abdurrahmat Fathoni mengemukakan bahwa :
Yang dimaksud dengan pencapaian tujuan fungsional dalam bidang manajemen sumber daya manusia adalah :
“ Keseluruhan langkah dan prosedur yang harus ditempuh oleh satuan kerja yang mengelola sumber daya manusia dalam organisasi sedemikian rupa sehingga sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi mampu memberikan kontribusinya yang maksimal.”8

Berdasarkan pendapat ahli tersebut diatas, maka penulis dapat mangambil kesimpulan bahwa tujuan dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi karyawan melalui tujuan organisasi, fungsional, dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan.

3. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Berdasarkan definisi-definisi manajemen tersebut diatas dapat diketahui bahwa manajemen berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen agara dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Malayu. S.P Hasibuan adalah :”9



7) Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,Cetakan Keenam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Hal 5
8) Abdurrahman Fathoni, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2006, Hal 37
9) H. Malayu. S. P. Hasibuan. Op. Cit Hal 21-23

1. Perencanaan
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan dan bekerja sesuai dengan rencana perusahaan.
5. Pengadaan
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
6. Pengembangan
Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan model karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
7. Kompensasi
Adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.
8. Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi antara karyawan dan perusahaan.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerjasama sampai pensiun.
10. Kedisiplinan
Merupakan fungsi MSDM terpenting dan kunci terwujudnya tujuab karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal.
11. Pemberhentian
Pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan atau organisasi, pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiunan dan sebab-sebab lainnya.”

4. Kepuasan Kerja
a. Pengertian Kepuasan Kerja
Pengertian Kepuasan Kerja menurut Hani Handoko dan Asa’ad melalui kutipan Husin Umar yaitu :
“ Penilaian cerminan dari perasaan kerja terhadap pekerjaannya.”10

Sedangkan menurut Malayu S.P, Hasibuan Kepuasan Kerja yaitu :
“ Sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya.”11
Adapun indikator-indikator kepuasan kerja menurut Malayu Hasibuan adalah “12 :
1. Balas jasa yang adil dan layak.
2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian.
3. Berat ringannya pekerjaan.
4. Suasana dan lingkungan kerja.
5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
6. Sikap kepemimpin dan kepemimpinannya.

Dari kedua pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Kepuasan Kerja adalah Tingkatan perasaan yang dinikmati dalam melaksanakan pekerjaan dalam bentuk hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana lingkungan kerja yang baik dan kepuasan kerja diluar pekerjaan adalah balas jasa yang dalam bentuk upah, gaji yang dirasakan adil dan layak.

10) Umar Husin, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, PT. Gramedia Utama Pustaka, Jakarta, 2003, Hal 36
11) Malayu S.P, Hasibuan Op. Cit, Hal 102
12) Ibid, Hal 203
5. Prestasi Kerja
a. Pengertian Prestasi Kerja
Menurut Malayu S.P, Hasibuan mendefinisikan bahwa :
“ Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan kepadanya berdasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.”13

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi kerja adalah produk / jasa yang dihasilkan melalui aktivitas dalam suatu proses kerja oleh seseorang atau kelompok yang mana hasil kerja tersebut sesuai dengan standar dan kriteria yang ditentukan.
b. Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menghambat maupun faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil prestasi kerja, sehinga hambatan-hambatan itu dapat dihilangkan dan faktor-faktor yang dapat meningkatkan prestasi kerja dipelihara dan dikembangkan.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kegunaan penilaian prestasi kerja adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan yang dicapai oleh setiap pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
2. Menyusuun beberapa program untuk menunjang tercapainya tujusn dalam jangka waktu tertentu.

13) Ibid Hal 94

3. Menetapkan beban kerja yang harus dipikul oleh setiap pekerja.
4. Menetapkan langkah-langkah yang diambil bila terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja, perlu diketahui beberapa pendapat mengenai masalah penilaian prestasi kerja yang menjadi dasar penentuan indikator dari perubahan-perubahan prestasi kerja daam penelitian ini.
Menurut H.Malayu.S.P, Hasibuan mendefinisikan bahwa :
“ Penilaian prestasi kerja adalah menilai hasil rasio kerja nyata dengan standar kualitas dan kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.”14
Sedangkan Andrew F. Sikula yang dikutip oleh H. Malayu. S.P, Hasibuan mendefinisikan sebagai berikut :
“ Penilaian prestasi kerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditunjukkan untuk pengembangan.”15

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja adalah kegiatan Pimpinan untuk mengevaluasi perilaku prestasi kerja pegawai / karyawan serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya, agar pegawai menyadari bahwa standar yang telah ada harus dikomunikasikan serta keterbukaan dan keterlibatan berbagai pihak yang terkait.

14) H.Malayu.S.P, Hasibuan Op.Cit Hal 87
15) Ibid Hal 87


Adapun indikator penilaian prestasi kerja adalah :”16
1. Kesetiaan, seorang karyawan atau pegawai terhadap pekerjaannya, jabatannya, organisasi, dan menjaga, membela organisasi didalam maupun diluar.
2. Kejujuran, karyawan atau pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
3. Kedisiplinan, karyawan atau pegawai dalam memenuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.
4. Kreativitas, kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
5. Kerjasama, kesediaan karyawan atau pegawai berpartisipasi dan bekerjasama dengan karyawan lainnya secara vertikal atau horizontal didalam maupun diluar pekerjaan.
6. Kepribadian, sikap, perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar.
c. Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja
Menurut T.Hani Handoko, Penilaian Prestasi Kerja (performance apprasial) adalah :
“ Proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.”17

16) H.Malayu S.P, Hasibuan. Op.Cit Hal 95-96
17) T.Handoko, Op.Cit. Hal 135


Sedangkan menurut Dale Yuder yang dikutip oleh H. Malayu.S.P Hasibuan berpendapat bahwa :
“ Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) merupakan Penilaian karyawan secara luas digunakan untuk mengidentifikasi mereka yang akan dipromosikan.”18
d. Metode Penilaian Prestasi Kerja
Menurut T. Hani Handoko berpendapat, “ evaluasi prestasi kerja memerlukan standar-standar pelaksanaan kerja (performance standar) dimana prestasi dapat diukur. Agar efektifitas kerja hendaknya berhubungan dengan hasil-hasil yang diinginkan pada setiap pekerjaan.”19
H. Malayu.S.P Hasibuan, mengemukakan beberapa metode penilaian prestasi kerja antara lain :”20
1. Metode Tradisional
a. Rating Scale, Metode penilaian yang dilakukan atasan untuk mengukur karakteristik karyawan misalnya inisiatif, ketergantungan, kematangan, serta kontribusi terhadap tujuan kerja.
b. Employee Comparation, Metode penilaian dengan cara membandingkan antara seorang pekerja dengan pekerja lainnya
1). Alternation ranking, Metode penilaian dengan cara mengurutkan karyawan dari yang rendah sampai yang tinggi.
2). Paired Comparation, Metode penilaian dengan cara membanding seorang karyawan dengan karyawan lainnya.

18) H.Malayu.S.P, Hasibuan Op.Cit Hal 90
19) H.Malayu.S.P, Hasibuan Op.Cit Hal 97-100


c. Check list, metode yang hanya menilai tidak member masukan/informasi bagi penilai yang dilakukan pimpinan.
d. Freefrom Essay, Metode dimana seorang penilai diharuskan membuat karangan yang berkenan dengan orang/karyawan yang sedang dinilainya.
e. Critical Incident, Metode dimana penilai harus mencatat semua kejadian mengenai tingkah laku bawahannya sehari-hari.
2. Metode Modern
a. Assesment Centre, metode penilaian yang membentuk tim khusus baik dari dalam maupun dari luar atau kombinasi kedua-duanya, dengan cara penilaian wawancara dan permainan bisnis.
b. Management by objective (MBO = MBS), metode dimana karyawan diikutsertakan dalam perumusan dan pemutusan persoalan dengan memperhatikan kemampuan bawahan dalam menentukan sasarannya masing-masing yang ditekankan pada pencapaian sasaran perusahaan.
c. Human asset accounting, Metode yang menilai factor pekerja dinilai sebagai individu modal jangka panjang sehingga sumber tenaga kerja dinilai dengan cara membandingkan terhadap variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan.”
B. Hipotesis
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Diduga bahwa Kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada SMP Negeri 9 Tarakan.”

C. Definisi Konsepsional
Definisi Konsepsional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Menurut Malayu.S.P. Hasibuan Kepuasan kerja adalah “ Sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, prestasi kerja.”21)
Adapun indicator-indikator kepuasan kerja manurut Malayu Hasibuan adalah”22) :
1. Balas jasa yang adil dan layak.
2. Penempatan yang sesuai dengan keahlian.
3. Berat ringannya pekerjaan.
4. Suasana dan lingkungan kerja.
5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.

Prestasi kerja adalah “Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.”23)
Adapun indicator penilaian prestasi kerja adalah sebagai berikut :”24)
1. Kesetiaan, kenyamanan terhadap pekerjaannya, jabatannya, dan organisasi dan menjaga membela organisasi baik di dalam maupun di luar.
2. Kejujuran, karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
3. Kedisiplinan, karyawan dalam memenuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.
4. Kreativitas, kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
5. Kerja sama, kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lainnya secara vertical maupun horizontal didalam maupun diluar pekerjaan.
6. Kepribadian, sikap, perilaku, kesopanan, periang, disukai, member kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar.

21) T. Hani Handoko Op.Cit Hal 7
22) H.Malayu.S.P Hasibuan Op.Cit Hal 202
23) Ibid Hal 11
24) Ibid. Hal 95-96
                                                                          BAB III
                                                          METODE PENDEKATAN

A. Definisi Operasional
Dalam mengeanalisis serta membahas hasil penelitian ini digunakan dua variabel utama yaitu :
1. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, prestasi kerja. Variabel ini diberi symbol (X)
a. Balas jasa yang adil dan layak.
b. Penempatan yang sesuai dengan keahlian.
c. Berat ringannya pekerjaan.
d. Suasana dan lingkungan kerja.
e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.

Untuk mengukur penilaian variabel pada kuisioner Kepuasan Kerja yang digunakan pilihan jawaban sebagai berikut :
Alternatif jawaban
No Alternatif Jawaban Nilai
1 Sangat Puas 5
2 Puas 4
3 Cukup Puas 3
4 Kurang Puas 2
5 Sangat Kurang Puas 1

2. Prestasi kerja
Prestasi kerja (Y), yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh pegawai pada SMP Negeri 9 Tarakan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Variabel prestasi kerja terdiri atas 10 indikator, yaitu :
a. Kesetiaan, kenyamanan terhadap pekerjaannya, jabatannya, dan organisasi dan menjaga membela organisasi baik di dalam maupun di luar.
b. Kejujuran, karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
c. Kedisiplinan, karyawan dalam memenuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.
d. Kreativitas, kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
e. Kerja sama, kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lainnya secara vertical maupun horizontal didalam maupun diluar pekerjaan.
f. Kepribadian, sikap, perilaku, kesopanan, periang, disukai, member kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar.
Untuk mengukur penilaian variabel pada kuisioner Prestasi kerja yang digunakan yaitu :


No Alternatif Jawaban Nilai
1 Sangat Baik 5
2 Baik 4
3 Cukup Baik 3
4 Kurang Baik 2
5 Sangat Kurang Baik 1

B. Rincian Data Yang Diperlukan
Dalam Penelitian ini diperlukan data untuk bahan analisis dan pembahasan untuk menjawab permasalahan dan menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Gambaran Umum SMP Negeri 9 Tarakan
2. Jumlah Pegawai pada SMP Negeri 9 Tarakan
3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas, wewenang pada SMP Negeri 9 Tarakan
4. Data lain yang ada hubungannya dalam penelitian ini

C. Jangkauan Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 9 Tarakan, yang beralamat Jl. P. Aji Iskandar Perum Korpri Juata Tarakan, khususnya yang berhubungan dengan Kepuasan Kerja terhadap Prestasi Kerja pada SMP Negeri 9 Tarakan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu :
1. Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu menyelidiki dan mengumpulkan data dari sumber-sumber sekunder seperti buku dan laporan-laporan yang relevan dengan tujuan penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Work Research), yaitu mengumpulkan data primer dengan turun ke lapangan dengan metode :
a. Kuisioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal yang diketahui.
b. Observasi, yaitu kegiatan pengamatan dan pencatatan langsung dilapangan terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai.
E. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah populasi terbatas yaitu populasi yang mempunyai data yang jelas batasannya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada SMP Negeri 9 Tarakan dengan jumlah populasi sebanyak 40 orang, dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
N “25)
1 + N. e2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir datau diinginkan
n = 40
1 + 40 . (0.05)2
n = 40
1 + 40 . (0.0025)
n = 40
1 + 0,1
n = 40
1,1
= 36,36 Dibulatkan , 36

25) Husin Umar, Op.Cit Hal 108

Dari hasil perhitungan sampel diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 36 orang pegawai pada SMP Negeri 9 Tarakan.
F. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
Alat analisis dan pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Regresi sederhana dengan persamaan sebagai berikut :
Y = a + bX26)
Dimana :
Y = Prestasi Kerja
X = Kepuasan Kerja
a = Bilangan Konstanta
b = Koefisien Arah Regresi
Selanjutnya untuk menghitung nilai “a” dan “b” menggunakan rumus sebagai berikut :
b = n (∑XY) - (∑X) (∑Y)
n (∑X2) - (∑X)2

a = (∑Y) (∑X)2 - (∑X) (∑Y)
n (∑X2) - (∑X)2
2. Korelasi Sederhana
Untuk mengetahui koefisien antara X dan Y dipergunakan rumus sebagai berikut :
r = n. (∑XY) - (∑X) (∑Y)
√ n ∑X2 - (∑X)2 . √ n ∑Y2 - (∑Y)2 .

26) Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, Statistik Indukatif, Hal 292
Dimana :
r = Koefisien Relasi
X = Variabel Bebas
Y = Variabel Terikat
n = Jumlah Data

Setelah nilai r diketahui, maka dapat ditentukan hubungan antara variabel X dan variabel Y, apakah terdapat pengaruh yang negatif dan kuat, positif dan kuat, ataukah tidak ada pengaruh antara kedua variabel tersebut.
Nilai Koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai dengan +1
r = 1 berarti kedua variabel mempunyai hubungan yang sempurna
positif, jika mendekati 1 berarti hubungannya sangat kuat dan sempurna
r = -1 berarti kedua variabel mempunyai hubungan yang sempurna
negatif, jika mendekati -1 berarti hubungannya sangat kuat dan negatif
r = 0 atau mendekati 0 berarti tidak ada pengaruh antara variabel X dan variabel Y
3. Uji –t
Untuk menguji hippotesis yang diajukan dapat menggunakan uji – t (t-test) dengan persamaan sebagai berikut :
tn = r n - 2
1 - r2
Dimana :
tn = Data yang dihitung / uji signifikan
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah
Setelah mendapat hasil dari “t” yang dihitung (t hitung), maka selanjutnya dicari “t” dari table (t tabel) dengan tingkat kebebasan (derees of freedom) df 0,05.
1. Korelasi antara variabel X dan variabel Y signifikan, apabila t hitung lebih besar dari t tabel (tn > tt).
2. Korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak signifikan atau dengan kata lain korelasi terjadi secara kebetulan, bila t hitung lebih kecil dari t tabel (tn < tt). 3. Penentuan kriteria pendekatan dan penerimaan : Ho ditolak jika t hitung lebih besar dari t tabel (tn > tt)
Ho diterima jika t hitung lebih kecil dari t tabel (tn < tt)